Merokettinggi.com – Dari Ngopi ke Gelut: Pertemuan Pertama Gue Sama Wuchang: Fallen Feathers
Gue inget banget sore itu hujan deras. Lagi ngopi di warung, scroll-scroll iseng, eh mata gue nyangkut di satu trailer: Wuchang: Fallen Feathers. Judulnya aja udah berat. Pas nonton trailernya… buset, ini game soulslike rasa Tiongkok zaman akhir Dinasti Ming. Nuansanya gelap, kayak digenggam malam. Musiknya nyayat, desain karakternya berbau mistik, dan gameplay-nya? Sadis. Real sadis. Dari situ gue mikir, ini bukan game yang cuma buat dimainin—tapi buat direnungin.
Gue dulu sempet kecanduan soulslike, mulai dari Dark Souls, Sekiro, sampai Nioh, tapi belakangan udah mulai jenuh. Cuma ya… Wuchang ini beda. Dia nawarin atmosfer yang nyentuh urat takut dan penasaran sekaligus. Kayak lo diseret masuk ke sejarah berdarah yang ga lo tahu betul, tapi lo ngerasa terlibat. Dan jujur, waktu pertama kali ngeliat karakter utamanya—perempuan, luka di wajahnya kayak bawa cerita sendiri—gue langsung kepikiran: ini game nggak bakal gampang.
Dan bener aja. Pas nyobain demo-nya dari akun teman gue yang hobi ngumpulin game langka, gue langsung digebuk habis-habisan. Tapi anehnya, bukannya kesel, malah penasaran. Gue ngerasa kayak orang bego yang nyasar di masa lalu, tapi justru pengen terus jalan. Penuh darah, penuh arwah penasaran, tapi juga… penuh teka-teki. Ini bukan cuma soal musuh kuat atau parry sempurna, tapi juga soal lo ngorek sejarah dan makna kemanusiaan dari era runtuhnya Dinasti Ming.
Apa Itu Wuchang: Fallen Feathers?
Wuchang: Fallen Feathers adalah game action RPG soulslike berlatar Tiongkok abad ke-17, menjelang keruntuhan Dinasti Ming. Dibuat oleh developer asal Tiongkok, Leenzee Games, game ini membawa atmosfer kelam, penuh kabut, darah, dan pertanyaan moral. Kita bakal mainin karakter perempuan misterius yang terkena penyakit aneh bernama Ornithropy—semacam kutukan yang bikin tubuhnya perlahan berubah jadi makhluk bersayap.
Dunia Gelap Akhir Dinasti Ming: Penuh Arwah dan Pengkhianatan
Setting Wuchang bukan dunia fantasi kosong. Ini versi alternatif dari masa akhir Dinasti Ming yang penuh konflik batin, pemberontakan, dan kejatuhan nilai. Lo bukan cuma ngelawan monster, tapi juga ngelawan perasaan: bener nggak sih yang lo lawan ini jahat? Atau lo cuma korban dari sejarah yang ditulis ulang?
Dunia gamenya dibikin super detail, mulai dari kuil hancur, hutan berselimut kabut, sampai desa mati yang bikin bulu kuduk berdiri. Gue sempet bengong lama di satu scene: lo jalan di jembatan kayu, kiri kanan arwah beterbangan, suara gamelan samar-samar kedengeran. Gue diem, nggak ngapa-ngapain. Takut. Tapi penasaran. Perasaan kayak gitu nggak semua game bisa kasih.
Mekanisme Soulslike yang Brutal Tapi Memuaskan
Lo pikir ini game cakep doang? Salah besar. Ini game soulslike sadis dengan sistem pertarungan yang detail dan keras kepala. Musuh nggak cuma kuat, tapi juga unpredictable. Lo harus belajar gerakan mereka kayak belajar baca gerak-gerik mantan. Telat dikit—mati.
-
Sistem stamina ketat, kayak Sekiro.
-
Parry tajam, kayak ngelawan dengan nyawa sendiri.
-
Fitur skill “feather strike” unik: gabungan sihir gelap dan kekuatan Ornithropy.
-
Kustomisasi senjata dan armor yang dalam, dengan elemen budaya Tiongkok.
Kekalahan di sini bukan aib, tapi proses. Gue sempet mati 17 kali di satu boss. Nyesek. Tapi pas akhirnya menang, gue teriak sendiri kayak orang gila. Dan rasanya? Lega. Kayak akhirnya bisa move on dari masa lalu.
Karakter Utama dan Kutukan Ornithropy
Siapa itu Wuchang? Dia bukan tokoh heroik. Dia perempuan yang terluka, bukan cuma secara fisik, tapi juga batin. Ornithropy, kutukan bulu hitam yang nempel di tubuhnya, bikin dia jadi antara manusia dan makhluk. Ini bukan cuma efek visual, tapi juga narasi yang nempel di gameplay.
Lo akan lihat bagaimana kutukan ini berkembang, ngubah cara lo main, dan juga gimana reaksi NPC terhadap lo. Kadang lo dianggap penyelamat. Kadang malah lo dimusuhin. Konteks kayak gini yang bikin Wuchang lebih dari sekadar game gelut—ini pengalaman.
Kenapa Lo Harus Coba Game Ini?
Kalau lo suka:
-
Soulslike dengan cerita gelap dan kompleks
-
Atmosfer horor historis
-
Karakter perempuan kuat dan misterius
-
Game yang butuh kesabaran dan nyali
Maka Wuchang: Fallen Feathers wajib lo coba. Game ini bukan sekadar tantangan, tapi juga bentuk perjalanan—personal dan emosional. Dan buat gue, ini salah satu game paling “berasa” yang pernah gue mainin.












