Merokettinggi.com – Kalau ngomongin soal StarCraft II masih jadi RTS populer di Esports Korea, jujur awalnya aku agak ragu. Maksudnya, di zaman game mobile, battle royale, dan MOBA yang serba cepat, kok bisa sih game strategi real-time klasik ini tetap bertahan? Tapi ya kenyataannya, setiap kali buka data terbaru Google, hasil pencarian soal StarCraft II Korea, RTS populer, bahkan esports Korea masih lumayan tinggi. Ini bikin aku mikir, ada sesuatu yang lebih dari sekadar nostalgia.
Aku pernah ngalamin sendiri waktu main bareng komunitas kecil di warnet kampus dulu. Teman-teman sibuk ngejar rank di DOTA atau CS, sementara aku malah stuck di ladder StarCraft II. Kadang malu sih, kayak minder karena kelihatan “kuno”. Tapi pas lihat turnamen di Korea yang masih rame, aku malah lega. Kayak, “Oh, ternyata bukan aku doang yang belum move on.” Rasanya campur aduk, antara bangga sama insecure.
Kalau ditarik ke budaya, di Korea itu StarCraft II udah lebih dari sekadar game, tapi kayak olahraga digital. Sama kayak orang sini nongkrong sambil nonton bola, mereka bisa begadang rame-rame nonton player favorit mereka ngelawan di turnamen. Jadi wajar kalau esports StarCraft II masih hidup. Kadang bikin aku iri juga sih, kenapa di Indonesia budaya ngehargain RTS nggak segitunya?
Kenapa StarCraft II Masih Populer di Korea?
Ada beberapa alasan yang bikin game ini tetap dicintai di Korea Selatan:
-
Warisan dari era StarCraft Brood War yang udah melegenda.
-
Infrastruktur esports di Korea yang rapi dan konsisten.
-
Dukungan komunitas yang solid, baik online maupun offline.
-
Turnamen reguler dengan hadiah besar.
-
Strategi unik yang terus berkembang.
Peran Komunitas Esports Korea
Komunitas esports di Korea punya andil besar. Mereka rajin bikin event, diskusi strategi, bahkan ada sekolah khusus untuk melatih pemain RTS. Di sosial media kayak TikTok, IG, sampai X, banyak fans yang masih upload cuplikan pertandingan lama, highlight, atau sekadar teori build order. Jadi semacam lingkaran positif yang terus memperkuat popularitasnya.
Strategi Real-Time yang Tidak Lekang Waktu
RTS kayak StarCraft II memang beda. Butuh mikir cepat, multitasking, dan prediksi lawan. Beda dengan game yang lebih “arcade” sekarang. Sensasi tegangnya, waktu lagi dikejar rush Zergling atau Protoss 4-gate, bikin jantung berdebar. Itu pengalaman yang nggak bisa diganti sama auto-battle di mobile game.
Dukungan Turnamen dan Streaming
Turnamen besar seperti GSL (Global StarCraft II League) masih berjalan sampai sekarang. Bahkan viewership online lewat Twitch atau Afreeca TV masih konsisten tinggi. Ditambah lagi banyak streamer Korea yang terus membahas strategi terbaru, bikin kontennya relevan sampai hari ini.
Masa Depan StarCraft II di Esports Korea
Pertanyaan besar: apakah StarCraft II bisa terus bertahan? Jujur aku juga nggak yakin, tapi kalau lihat data Google 2025 dan interaksi netizen di sosial media, jawabannya masih optimis. Selama ada komunitas yang loyal, game ini bakal terus ada. Kadang game bukan soal tren semata, tapi soal identitas.












