Merokettinggi.com – Pamali: The Vengeful Mother Segera Rilis Tahun 2025
Jujur aja, waktu pertama kali denger Pamali: The Vengeful Mother segera rilis tahun 2025, gue langsung berhenti ngunyah gorengan. Soalnya, waktu main seri Pamali yang pertama — yang Kuntilanak — gue sempat ngedon tiga hari, tidur lampu nyala, bahkan mandi buru-buru kayak kejar setan. Sekarang, mereka bilang versi ini jauh lebih menyeramkan. Gimana nggak was-was?
Kalau kamu belum tahu, Pamali: The Vengeful Mother adalah game horor lokal berbasis budaya Indonesia, yang dikembangkan sama StoryTale Studios. Game ini bakal dirilis pada 2025 dan katanya, akan membawa pengalaman yang lebih mencekam dari sebelumnya. Keyword seperti “game horor lokal”, “Pamali game 2025”, dan “Pamali seri terbaru” udah mulai naik daun di berbagai forum dan media sosial. Gue nemu diskusinya di Reddit, dan sebagian besar bilang trailernya aja udah bikin nggak bisa tidur.
Tapi ya, dalam hati gue campur aduk. Antara pengin main, tapi juga takut. Apalagi, katanya latarnya diambil dari cerita rakyat tentang ibu yang meninggal nggak wajar karena kehilangan anaknya. Klasik sih, tapi kalau diangkat dengan gaya Pamali, pasti berasa banget menusuk ke batin. Ini bukan horor jumpscare semata, tapi yang bikin kepala dingin karena cerita dan atmosfernya dapet.
Cerita Baru, Nuansa Lokal yang Kental
Pamali memang selalu menekankan nilai budaya lokal, dan The Vengeful Mother kabarnya bakal lebih mendalam. Ceritanya akan membawa kita ke kampung terpencil yang punya aura mistis kuat, di mana larangan-larangan adat (yang disebut “pamali”) bukan sekadar omongan orang tua, tapi benar-benar bisa membawa malapetaka.
Mereka tetap mengandalkan elemen budaya seperti sesajen, larangan menyapu malam, dan mitos ibu kehilangan anak. Kalau kamu pernah ngalamin atau dengar cerita dari nenek soal pantangan-pantangan semacam itu, dijamin langsung nyambung. Bahkan mungkin bakal bikin kamu inget kejadian nyata di kampung.
Gameplay: Bukan Sekadar Kabur, Tapi Menghadapi
Beda sama game horor kebanyakan, di Pamali kamu nggak bisa asal lari atau sembunyi. Di seri ini, katanya akan ada sistem “konsekuensi budaya” — artinya, setiap pilihan kecil yang kita ambil bisa punya dampak besar. Misalnya, kamu buang sesajen sembarangan? Bisa-bisa langsung dihantui seharian.
Kabarnya juga, pemain bisa berinteraksi lebih dalam dengan lingkungan. Jadi bukan cuma eksplorasi ruangan gelap, tapi ada puzzle, decision tree, dan ending yang bisa berubah tergantung sikap kita ke “sosok ibu” tersebut.
Visual dan Suara: Realistis dan Bikin Parno
Kalau kamu nonton trailernya, atmosfer visualnya dapet banget. Lampu temaram, tekstur rumah tua, dan suara malam khas kampung — jangkrik, angin, sama suara nenek batuk dari dapur — semua bikin suasana makin tegang.
Belum lagi suara tangisan perempuan yang entah dari mana, atau bisikan lirih di dekat telinga. Studio-nya bilang, mereka pakai teknologi 3D audio binaural buat menciptakan pengalaman audio yang imersif. Jadi jangan kaget kalau kamu ngerasa ada yang merhatiin dari balik pintu.
Fakta Menarik Soal Rilisan Pamali 2025
Berikut beberapa poin penting yang udah dikonfirmasi oleh tim pengembang:
-
Dirilis eksklusif di Steam terlebih dahulu, versi konsol menyusul.
-
Terdapat lima ending berbeda tergantung keputusan pemain.
-
Mendukung subtitle dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Jepang.
-
Ada mode “pengalaman ringan” buat pemain penakut (versi ini tanpa jumpscare mendadak).
-
Soundtrack digarap oleh komposer lokal yang biasa bikin musik film horor.
Pengalaman Main yang Gak Terlupakan
Kalau ditanya, “Bakal main nggak pas rilis?”, gue jujur masih mikir. Tapi rasa penasaran dan cinta gue ke game horor lokal susah dilawan. Sama kayak waktu kita tahu mie instan nggak sehat, tapi masih dimakan juga malam-malam — ya gitu deh, horor juga bikin nagih.
Siap nggak siap, Pamali: The Vengeful Mother 2025 bakal jadi pembuktian kalau game lokal kita punya taji yang nggak kalah dari luar. Dan yang paling penting, dia ngasih kita cermin: bahwa kepercayaan, budaya, dan ketakutan itu seringkali datang dari rumah sendiri.
