Merokettinggi.com – Kenapa Game Retro Kembali Populer di 2025? Ini Alasannya
Beberapa waktu lalu, jujur aku sempat bingung. Kok bisa ya, di tengah banjir game online modern dengan grafis realistis, tiba-tiba game retro populer lagi? Dari timeline TikTok sampai Instagram reels, banyak orang share mereka main Super Mario, Contra, Tetris, bahkan sampai Street Fighter. Awalnya aku mikir, apa ini cuma tren sementara? Tapi ternyata datanya menunjukkan, pencarian kata kunci “game retro 2025” melonjak drastis di Google.
Aku sendiri ngalamin momen lucu. Waktu mainin Metal Slug di emulator HP, adikku yang masih Gen Z bengong, terus bilang: “Lah, kok gambarnya kotak-kotak gini, tapi kok asik ya.” Dari situ aku sadar, kenapa game retro digemari generasi baru, bukan cuma karena nostalgia orang tua, tapi juga karena gameplay-nya simpel, fun, dan bikin nagih. Kadang malah lebih jujur dibanding game modern yang kebanyakan fitur bikin pusing.
Jadi ya… ada rasa campur aduk juga. Seneng karena bisa berbagi pengalaman main bareng keluarga, tapi ada sedikit takut juga—takut kalau tren ini cuma dianggap “gimmick nostalgia”. Tapi makin ke sini, aku lihat jelas kalau popularitas game retro di 2025 itu nyata. Komunitasnya berkembang, kontennya rame di X (Twitter), IG, sampai TikTok.
Nostalgia Jadi Kunci Utama Game Retro
Kenapa orang balik main game jadul? Jawabannya ada di kata ini: nostalgia. Buat generasi 90-an, main PS1 atau Nintendo itu kayak pulang kampung. Rasanya lega banget pas nemu lagi suara khas “insert coin” di arcade emulator.
Data Popularitas Game Retro di 2025
Menurut data Google, pencarian tentang game retro populer naik lebih dari 80% dibanding tahun lalu. Ada tiga faktor utama:
-
Mudah dimainkan lewat emulator di PC atau HP.
-
Komunitas kreator di TikTok, IG, dan YouTube ikut bikin hype.
-
Harga console retro mini dan cartridge jadul justru naik drastis.
Generasi Z Ikut Meramaikan Tren Game Retro
Uniknya, bukan cuma gamer tua yang nostalgia. Generasi Z dan Alpha ikut nimbrung. Mereka ngerasa game retro itu lebih “jujur” dan nggak ribet. Gameplay cepat, aturan jelas, nggak ada mikrotransaksi bikin kesel.
Konten Media Sosial Jadi Pendorong
Kalau lihat di TikTok, ada tren “main game retro bareng temen” yang viral. Di IG reels banyak yang upload momen main Crash Bandicoot. Di X, thread soal “game retro paling bikin kangen” selalu trending. Jadi, pendekatan komunitas di media sosial bener-bener memperkuat popularitasnya.
Masa Depan Game Retro
Apakah ini cuma tren sementara? Bisa iya, bisa tidak. Tapi dari apa yang aku lihat, game retro 2025 sudah lebih dari sekadar nostalgia. Ia jadi bagian budaya pop baru, di mana orang nyampur antara game modern dan game jadul. Rasanya kayak makan mie instan—murah, sederhana, tapi bikin nagih.
Kesimpulan
Game retro kembali populer di 2025 bukan kebetulan. Dari nostalgia, komunitas online, sampai generasi baru yang ikut nyemplung, semua bikin tren ini hidup lagi. Dan jujur, aku bersyukur bisa ngalamin momen ini—main game jadul bareng orang-orang terdekat sambil lihat generasi baru ikut jatuh cinta.












