Merokettinggi.com – Kalau ngomongin game battle royale, biasanya yang kebayang ya PUBG, Free Fire, atau Apex. Tapi pas dengar nama Indus Battle Royale, langsung ada rasa penasaran. Kenapa? Karena game ini beda. SuperGaming bikin gebrakan dengan nuansa futuristik Indo-mistik, sebuah konsep yang jarang banget dipakai. Visualnya kaya masa depan, tapi tetep ada sentuhan budaya India yang kental. Jadi bukan sekadar game, tapi kayak lagi nyemplung ke dunia baru yang aneh, asing, tapi akrab.
Jujur aja, pertama kali nyobain versi early access, gue agak bingung. Antara kagum sama visualnya atau justru takut salah paham. Soalnya vibe Indo-mistiknya kuat banget, dari arsitektur bangunan sampai skin karakter. Rasanya kayak jalan-jalan ke candi kuno, tapi pakai kacamata AR. Agak mindblowing. Dan iya, ini bikin gue mikir: “Wah, kalau game lokal bisa kayak gini, kenapa kita gak coba bikin juga?”
Yang bikin lega, gameplay battle royale di Indus ini masih familiar. Ada looting, ada circle mengecil, ada pertempuran cepat. Tapi dibungkus dengan sentuhan khas SuperGaming yang serius banget ngulik detail. Bahkan senjata-senjatanya punya desain yang campuran, antara sci-fi sama ornamen tradisional. Bayangin aja AK-47 versi tribal campur cyberpunk. Aneh? Iya. Seru? Banget.
Visual Futuristik dengan Sentuhan Indo-Mistik
Indus Battle Royale berhasil menggabungkan dua dunia: teknologi futuristik dan nuansa budaya tradisional. Elemen grafisnya terasa segar, jauh dari template battle royale kebanyakan.
Peran SuperGaming dalam Mengembangkan Identitas Game
SuperGaming bukan nama asing. Mereka sebelumnya sukses dengan MaskGun, dan kali ini mereka bawa pengalaman itu ke level lebih tinggi dengan Indus.
Gameplay Battle Royale yang Tetap Familiar
Meski visualnya unik, gameplay-nya tetap mengusung mekanik standar battle royale:
-
Turun di map besar
-
Cari loot senjata dan item
-
Bertahan hidup sampai akhir
Bedanya, semua itu dikasih “bumbu” lokal yang bikin pemain ngerasa ini bukan sekadar copy-paste game populer lain.
Pengalaman Bermain yang Personal
Waktu gue coba main bareng teman, ada momen absurd. Lagi intense firefight, tiba-tiba kita berhenti sejenak cuma buat ngomentarin desain gedung di map yang mirip gapura. Aneh kan? Tapi itu yang bikin beda. Ada rasa bangga juga, kayak “akhirnya ada game battle royale yang ngangkat budaya kita, walau bukan 100% Indonesia.”
Masa Depan Game Lokal dan Regional
Kalau Indus sukses, ini bisa jadi jalan buat lebih banyak developer Asia Selatan dan Asia Tenggara berani angkat identitas budaya lokal. Bayangin aja kalau nanti ada game battle royale dengan nuansa Borobudur atau Bali. Gokil kan?












