Merokettinggi.com – Candy Crush Saga Masih Masuk Top Grossing di 2025
Jujur ya, aku sempet mikir… siapa sih yang masih main Candy Crush Saga di tahun 2025? Tapi pas cek data Google, ternyata Candy Crush Saga masih masuk top grossing di 2025. Gila nggak sih, game puzzle yang udah rilis sejak 2012 ini ternyata masih bertahan di papan atas. Bahkan, laporan terbaru nunjukin kalau jumlah unduhan bulanannya tetap stabil, malah kadang lebih tinggi daripada game baru kayak Genshin Impact atau Roblox.
Aku pribadi sih sempat ngalamin fase candu Candy Crush. Dulu waktu kuliah, tiap kali nunggu bus atau dosen telat masuk kelas, pasti mainin level-levelnya. Sekarang? Eh, tanteku yang tiap arisan sibuk main. Kadang aku bingung, kok ya orang masih betah ngegeser permen warna-warni itu. Tapi ya, kalau dipikir, Candy Crush tuh punya daya tarik yang entah kenapa bikin nagih. Dan faktanya, data pendapatan 2025 menunjukkan game ini tetap menduduki peringkat atas top grossing mobile game global.
Ada rasa campur aduk sih. Di satu sisi aku lega karena nostalgia itu masih hidup. Tapi di sisi lain, aku kayak… “Masa iya, di tengah era game AAA mobile dengan grafis gila, orang masih milih puzzle sederhana gini?” Ternyata jawabannya ada di strategi marketing King yang konsisten, plus komunitas loyal yang nggak pernah bosen. Bahkan menurut data, lebih dari 250 juta orang masih aktif bulanan. Bayangin, jumlahnya segede populasi Indonesia lebih.
Strategi Marketing Candy Crush Saga 2025
Salah satu alasan kenapa Candy Crush Saga masih top grossing adalah karena pendekatan marketing King yang beda. Mereka nggak sekadar bikin update level, tapi juga:
-
Kolaborasi dengan brand besar
-
Event musiman (Halloween, Valentine, dll)
-
Sistem hadiah harian biar pemain balik lagi
-
Push notifikasi yang persuasif tapi ringan
-
Campaign di sosial media seperti TikTok, IG, sampai X
Komunitas Loyal Candy Crush
Kalau di TikTok, banyak banget konten orang pamerin levelnya. Di Instagram, sering ada meme Candy Crush buat nostalgia. Sementara di X, banyak yang bahas betapa legendarisnya game ini. Komunitas ini yang bikin Candy Crush nggak mati-mati.
Candy Crush dan Psikologi Pemain
Candy Crush punya trik psikologis. Suara “sweet!” atau “delicious!” itu nempel banget di otak. Level susah bikin frustrasi, tapi justru itu yang bikin orang balik lagi. Ada konflik batin: mau uninstall, tapi sayang progres.
Persaingan dengan Game Baru
Meski ada banyak game baru kayak Genshin Impact 2.0, Roblox Infinity, dan PUBG Reborn, Candy Crush tetap punya posisi unik. Ia bukan sekadar game puzzle, tapi juga hiburan ringan tanpa komitmen waktu.
Masa Depan Candy Crush
Apakah Candy Crush bisa terus bertahan sampai 2030? Kalau strategi King masih konsisten, bisa jadi iya. Apalagi kalau mereka mulai masukin elemen AR atau integrasi ke metaverse.
Kesimpulan
Candy Crush Saga masih masuk top grossing di 2025, bukti bahwa kadang kesederhanaan lebih bertahan lama daripada tren yang cepat naik lalu hilang. Dari strategi marketing yang konsisten, komunitas loyal, sampai sentuhan psikologis sederhana, Candy Crush tetap jadi raja puzzle mobile.












