Merokettinggi.com – Banished Jadi Inspirasi Game City Building Indie
Jujur aja, pertama kali main Banished beberapa tahun lalu, saya sempat bingung. Kenapa sih game city building sederhana bisa bikin orang betah berjam-jam? Padahal grafiknya biasa, nggak secanggih Cities: Skylines atau SimCity. Tapi makin lama saya main, makin kerasa: Banished punya roh. Ada sesuatu yang bikin pemain merasa terhubung dengan setiap penduduk desa. Dan ternyata, banyak developer indie sekarang menjadikan Banished sebagai inspirasi game city building indie terbaru mereka.
Kalau kita lihat data Google di 2025, pencarian soal “game city building indie”, “Banished”, “inspirasi game indie”, bahkan “alternatif SimCity” masih tinggi. Artinya, demand game dengan nuansa sederhana tapi dalam masih ada. Saya pun ngerasa lega, ternyata bukan saya doang yang kesengsem sama vibe Banished ini. Kadang suka takut dikira norak aja, soalnya temen-temen lebih sering ngomongin game AAA.
Dan lucunya, waktu saya cerita di tongkrongan, ada yang nyeletuk, “Banished itu kayak hidup di kampung tapi versi digital.” Bener juga sih. Rasanya kayak lagi ngurus tetangga, mikirin siapa yang panen, siapa yang sakit. Kadang bikin dilema juga. Misalnya, lagi musim dingin, stok makanan tipis, saya sempat merasa bersalah karena banyak penduduk yang mati kelaparan. Dari situlah saya sadar, game ini bukan sekadar city building, tapi latihan empati.
Kenapa Banished Masih Relevan Buat Developer Indie
Banyak developer indie ngaku kalau Banished jadi blueprint mereka. Kenapa? Karena:
-
Fokus ke gameplay, bukan grafik semata
-
Sistem resource yang realistis bikin pemain mikir
-
Ada sentuhan emosional di setiap keputusan kecil
-
Biaya produksi terjangkau tapi impact-nya besar
City Building Indie yang Terinspirasi Banished
Beberapa tahun belakangan, lahir game baru yang jelas-jelas kebawa arus Banished. Dari gaya visual minimalis, manajemen sumber daya, sampai atmosfernya yang tenang tapi bikin nagih. Ada yang bilang ini genre cozy survival city builder.
Konflik Batin di Balik Game City Builder
Yang bikin menarik, Banished bikin pemain ngerasain dilema. Saya pribadi kadang takut salah ambil langkah. Misal, harus pilih bangun rumah dulu atau bikin gudang makanan? Salah strategi dikit aja bisa bikin desa bubar. Ada rasa bingung, tapi sekaligus puas kalau akhirnya berhasil bertahan.
Banished vs SimCity vs Cities: Skylines
Kalau dibandingin, SimCity itu kota metropolitan, Cities: Skylines lebih ke detail manajemen modern. Sementara Banished? Rasanya kayak ngurus kampung kecil yang rapuh. Justru di situlah letak pesonanya. Dan banyak developer indie lebih relate ke Banished karena modal kecil tapi punya daya tarik.
Komunitas Jadi Penguat Popularitas Banished
Kalau kita cek TikTok, Instagram, sampai X (Twitter), banyak gamer yang bikin konten tentang Banished. Mulai dari tips bertahan hidup, meme “desa bubar gara-gara kelaparan”, sampai review singkat. Dari komentar-komentarnya, kelihatan banget orang masih cinta sama game ini. Bahkan ada yang bilang, “Main Banished tuh kayak main The Sims tapi tanpa drama, cuma fokus hidup.”
Kesimpulan
Banished jadi inspirasi game city building indie karena berhasil bikin pengalaman sederhana terasa emosional dan mendalam. Developer kecil bisa belajar banyak: nggak harus bikin game mewah, yang penting bisa bikin pemain merasa punya keterikatan dengan dunia yang mereka bangun.












