Merokettinggi.com – Komunitas Wibu Hololive & Nijisanji: Dari Meme, Drama, sampai Persaudaraan Online
Jujur aja, pertama kali aku masuk ke komunitas wibu Hololive dan Nijisanji, rasanya agak aneh. Di TikTok seliweran video klip VTuber nyanyi, di IG feed penuh dengan fanart, sementara di X (dulu Twitter) orang-orang ribut soal siapa oshinya paling lucu. Aku bingung, ini fandom apa ajang debat politik? Tapi di balik keributan kecil itu, ada rasa hangat—kayak ketemu keluarga baru yang ngerti bahasa yang nggak semua orang ngerti.
Aku ingat banget, awalnya aku cuma nonton potongan stream Hololive di YouTube. Eh, lama-lama jadi penasaran, lalu nyemplung ke Discord fans komunitas VTuber. Di sana, aku ketemu orang random yang doyan bahas Nijisanji EN, bahkan ada yang rela begadang tiap malam cuma buat nonton debut. Rasanya kayak masuk warung kopi, tapi obrolannya bukan soal bola atau politik, melainkan soal siapa yang paling “moe”.
Kadang aku jujur merasa malu, takut dicap norak atau terlalu tenggelam di dunia wibu VTuber. Tapi semakin lama aku ada di komunitas, aku sadar kalau ini bukan cuma soal hiburan. Ada bonding, ada teman curhat, ada ruang aman. Jadi ya… rasa takut itu pelan-pelan ilang, berganti dengan rasa bersyukur.
Kenapa Komunitas Hololive dan Nijisanji Begitu Kuat?
Kalau lihat dari data Google Trends, pencarian Hololive dan Nijisanji di Indonesia terus naik sejak 2023. Lonjakannya paling terasa di platform TikTok dan Instagram, karena klip VTuber gampang banget viral. Ditambah lagi, kultur meme di X bikin obrolan mereka nggak ada matinya.
Persaingan Fans: Hololive vs Nijisanji
Di permukaan, memang keliatan kayak ada saingan. Fans Hololive bilang mereka lebih wholesome, sementara fans Nijisanji bangga dengan konten yang lebih bebas dan liar. Tapi, kalau ditarik garis tengah, keduanya sebenarnya saling melengkapi. Kadang ada drama kecil, iya, tapi drama itu justru bikin fandom makin rame.
Peran Media Sosial dalam Menguatkan Komunitas
Tanpa TikTok, IG, dan X, mungkin komunitas wibu VTuber nggak akan sebesar ini. Potongan clip 15 detik aja bisa bikin orang kepo lalu jadi fans seumur hidup.
-
TikTok jadi pintu masuk paling cepat
-
Instagram penuh dengan fanart dan highlight
-
X jadi ajang debat, meme, dan gosip fandom
Pengalaman Pribadi dengan Fans Wibu Lokal
Aku pernah join nonton bareng event Hololive di kafe kecil Jakarta. Awalnya aku minder, takut dianggap newbie. Tapi ternyata fans di sana ramah banget. Mereka ngajarin aku chant, ngejelasin lore karakter, bahkan ada yang traktir makanan. Rasanya kayak pulang kampung, padahal baru kenal.
Masa Depan Komunitas VTuber di Indonesia
Dengan makin banyaknya event offline dan brand yang masuk sponsorin Hololive atau Nijisanji, kemungkinan besar komunitas ini bakal makin solid. Fans sudah bukan sekadar penonton, tapi bagian dari ekosistem. Mereka bikin konten, nyebarin hype, bahkan bantu promosi gratis lewat media sosial.












