Merokettinggi.com – Petualangan Epik di Suikoden II: Nostalgia yang Tidak Pernah Usai
Jujur, waktu pertama kali main Suikoden II, rasanya campur aduk. Game RPG klasik ini bener-bener ngasih pengalaman petualangan epik yang jarang bisa ditandingi. Dari cerita perang, politik, sampai drama persahabatan—semua ada. Waktu itu aku main di rental PS1 deket rumah, tiap sejam cuma bayar lima ribu. Tapi yang aku dapat? Dunia baru yang kayak nyata banget.
Yang bikin aku kadang bingung, kok bisa ya game se-“tua” ini masih sering disebut orang di TikTok, Instagram, bahkan nongol di thread panjang di X. Kadang aku mikir, jangan-jangan bukan cuma aku yang merasa terjebak nostalgia. Banyak orang ternyata masih kangen sama Suikoden II. Mereka ngebahas strategi, karakter favorit, bahkan ending yang bikin hati nggak tenang.
Pernah ada momen, aku duduk sendirian malam-malam, main lagi pakai emulator. Rasa yang muncul tuh aneh, kayak lega karena ketemu sahabat lama. Tapi di sisi lain ada konflik batin juga… “Kenapa game sekarang susah banget ngasih rasa kayak gini, ya?”
Kenapa Suikoden II Masih Dikenang Gamer
Bukan cuma aku, tapi ribuan orang di media sosial sering bilang kalau Suikoden II adalah salah satu RPG legendaris. Ceritanya bukan sekadar menyelamatkan dunia, tapi ngajarin arti kehilangan, loyalitas, dan pilihan hidup.
Karakter Suikoden II yang Sulit Dilupakan
Ada banyak karakter, tapi beberapa nama kayak Riou, Jowy, dan Nanami jadi pusat cerita. Hubungan mereka itu emosional banget, kayak roller coaster. Rasanya kayak baca novel yang bisa dimainkan.
Gameplay dan Strategi yang Bikin Nagih
Gameplay Suikoden II cukup kompleks untuk zamannya. Ada sistem 108 Stars of Destiny, karakter yang bisa direkrut satu per satu, bahkan pertempuran besar dengan strategi militer.
Kalau mau disederhanakan, ada 3 hal yang bikin gameplay-nya beda dari RPG lain waktu itu:
-
Rekrutmen karakter yang beragam
-
Sistem pertarungan yang fleksibel
-
Adanya perang skala besar dengan strategi unik
Suikoden II di Era Modern
Sekarang, meskipun Suikoden II bukan game baru, hype-nya nggak pernah mati. Banyak konten kreator di TikTok bikin video “momen paling sedih di Suikoden II”. Di Instagram, fans sering bikin fanart. Sementara di X, thread panjang soal “kenapa Jowy bikin sakit hati” terus jadi bahan debat.
Apakah Remake Bisa Menandingi Nostalgia?
Banyak rumor soal remake Suikoden. Sebagian fans seneng, sebagian lagi takut. Ada rasa was-was, “Kalau di-remake, masih bisa nggak sih bikin kita nangis lagi kayak dulu?” Itu pertanyaan yang jujur sampai sekarang belum bisa dijawab.
Kesimpulan
Petualangan epik di Suikoden II udah jadi bagian hidup banyak gamer. Bukan sekadar RPG jadul, tapi pengalaman emosional yang sulit diulang. Entah lewat emulator, konten kreator, atau remake nanti, Suikoden II tetap punya tempat khusus di hati komunitas gamer.












