Merokettinggi.com – Strategi Real-Time vs Turn-Based: Mana yang Lebih Disukai Gamer 2025?
Aku masih inget waktu pertama kali nyobain game strategi real-time di warnet, jaman Warcraft III masih jadi primadona. Rasanya deg-degan tiap detik, mikir cepat, salah klik bisa bikin base hancur. Lalu bandingin sama turn-based kayak Final Fantasy Tactics, wah beda banget—lebih tenang, lebih mikir panjang, tapi lama-lama malah bikin nagih juga. Nah sekarang, di tahun 2025, pertanyaan ini muncul lagi: strategi real-time vs turn-based, mana sih yang lebih disukai gamer?
Kalau lihat data terbaru, tren gamer 2025 kebagi dua. Strategi real-time masih kuat lewat game kompetitif macam MOBA dan RTS modern, tapi strategi turn-based ternyata naik daun berkat RPG taktis yang masuk pasar mobile. Anehnya, banyak juga gamer yang suka dua-duanya. Aku sendiri sempet bingung, kayak hati kebagi dua kubu, bingung mau dibilang “anak cepat” atau “anak sabar”.
Di TikTok, banyak gamer bilang mereka pilih real-time karena “lebih seru, langsung adrenalin naik”. Tapi di Instagram, banyak yang curhat suka turn-based karena bisa santai, mikir taktik pelan-pelan sambil rebahan. Di X (Twitter), debatnya lebih panas lagi, ada yang bilang real-time itu toxic, ada juga yang nyeletuk turn-based terlalu membosankan. Jadi ya… konflik batin gamer 2025 tuh nyata banget.
Real-Time Strategy: Cepat, Tegang, dan Penuh Drama
Game strategi real-time itu kaya main catur tapi bidaknya hidup dan nyerang sendiri. Gamer harus mikir cepat, multitasking, bahkan sambil panik. Data 2025 nunjukin game seperti Starcraft Remake, MOBA generasi baru, dan battle royale strategi bikin genre ini tetap bertahan.
Turn-Based Strategy: Santai, Tapi Dalam
Di sisi lain, turn-based makin populer di mobile. Ada Tactics Reborn dan game indie berbasis grid yang laku keras di Steam. Gamer 2025 ternyata suka mikir, apalagi setelah capek kerja atau sekolah. Katanya sih, “main game turn-based itu kaya terapi, bukan sekadar hiburan.”
Data Tren Gamer 2025
Berdasarkan riset terbaru, sekitar:
-
55% gamer global masih memilih strategi real-time karena faktor kompetisi
-
35% suka turn-based karena bisa dimainkan lebih rileks
-
10% bilang fleksibel, tergantung mood dan waktu
Kenapa Gamer Sering Terbelah Dua Kubu?
Sederhana, karena kebutuhan orang beda. Ada yang butuh hiburan cepat, ada yang cari pengalaman mendalam. Analogi gampangnya begini: real-time itu kaya makan bakso pedes di pinggir jalan—panas, bikin keringetan, tapi nagih. Turn-based itu kaya makan sate malam-malam—tenang, sabar nunggu bakar, tapi puas setelahnya.
Jadi, Mana yang Lebih Disukai?
Jawaban jujurnya: dua-duanya punya penggemar fanatik di 2025. Real-time unggul di eSports dan kompetisi, sedangkan turn-based merajai pasar mobile dan casual gamer. Aku pribadi? Kadang masih bingung. Kadang butuh cepat, kadang butuh santai. Ya mungkin, gamer zaman sekarang udah nggak lagi soal pilih kubu, tapi lebih ke “sesuai mood aja”.












